RumahJerawat - Saat orang tua kita sakit seperti sakit perut atau terkena luka dikulit mereka akan mengkonsumsi obat yang bernama super tetra, obat itu merupakan salah satu jenis obat antibiotik yang dijual bebas di apotek maupun di toko-toko klontong didekat rumah kita. Antibiotik merupakan jenis obat yang sangat penting untuk mengatasi beragam penyakit baik pada manusia maupun hewan. Fungsi utama antibiotik adalah menghambat dan membunuh bakteri.
Pada pembahasan artikel ini kita akan membahas mengenai apa sih antibiotik itu, jenis-jenisnya, cara kerja, dan efek samping yang ditimbulkan.
A. Pengertian Antibiotik
Seperti dibahas dalam halaman wikipedia, Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Antibiotik dapat digunakan untuk kondisi penyakit yang relatif ringan seperti jerawat hingga yang berpotensi mengancam jiwa seperti pneumonia (salah satu jenis infeksi paru-paru). Namun, adakalanya antibiotik tidak berguna pada beberapa jenis infeksi, dan menggunakannya hanya akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik, karena itulah antibiotik tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Antibiotik digunakan dalam berbagai bidang, antara lain di bidang pertanian, kesehatan, dan bioteknologi. Dalam penggunaannya bagi manusia, jumlah masing-masing antibiotik sudah ditentukan oleh banyak dan lamanya penggunaan. Hal tersebut dimaksudkan agar bakteri yang ingin dibunuh tidak menjadi kebal terhadap antibiotik yang diberikan.
B. Jenis-Jenis Antibiotik
Saat ini terdapat ratusan jenis antibiotik, namun kebanyakan diantaranya terklasifikasi dalam enam kelompok jenis antibiotik, yaitu:
1. Fluoroquinolones
Merupakan antibiotik spektrum luas jenis baru yang efektif untuk berbagai macam infeksi.
2. Makrolida
Sangat efektif mengobati infeksi paru-paru. Makrolida juga menjadi antibiotik alternatif pada mereka yang alergi terhadap penisilin atau untuk membunuh bakteri yang kebal terhadap penisilin.
3. Tetrasiklin
Digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi. Tetrasiklin umum digunakan untuk mengobati jerawat sedang sampai berat dan kondisi lain pada kulit wajah yang disebut dengan rosacea, yang menimbulkan kemerahan dan bintik-bintik pada kulit.
4. Aminoglikosida
Cenderung hanya digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti meningitis, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.
5. Sefalosporin
Digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, juga efektif untuk mengobati infeksi yang serius seprti septicaemia dan meningitis.
6. Penisilin
Umum digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, seperti infeksi kulit dan infeksi saluran kemih.
C. Cara Kerja Antibiotik
Antibiotik adalah komponen yang dibuat dari molds atau jamur, bakteri atau sintetik yang akan membunuh atau menghambat proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangbiakan bakteri yang menyerang tubuh penyebab penyakit. Antibiotik aman ketika dipakai untuk memerangi kuman jahat. Tetapi kalau terlalu sering mengonsumsi antibiotik akan berisiko.
Kuman yang tidak terbunuh akan mengalami mutasi. Karena sifatnya sebagai mahkluk hidup, bakteri yang terus menerus ditekan akan berusaha survive. Kuman ini akan berubah menjadi kuman yang tak bisa dilawan dengan antibiotik. Kuman yang sudah bermutasi ini disebut 'superbugs'. 'Superbugs' ini juga sering lolos dari sistem kekebalan tubuh karena sistem kekebalan tubuh tak mampu mengenali si kuman. Akibatnya pasien harus diberi antibiotik yang jauh lebih kuat.
D. Efek Samping Antibiotik
Tiap antibiotik memiliki efek samping masing-masing, mulai dari yang ringan hingga yang sangat serius. Dengan anjuran dan petunjuk dari dokter, kita bisa menggunakan antibiotik dengan aman dan dengan risiko efek samping yang minimal. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang umumnya terjadi setelah konsumsi antibiotik:
1. Gangguan serius dan mengancam nyawa
Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.
2. Resistensi (kebal)
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi dengan antibiotik. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi. Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping yang serius dan mengancam jiwa.
3. Alergi
Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergi yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau tenggorokan.
4. Infeksi
Efek samping yang paling rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.
5. Gangguan fungsi jantung dan tubuh lainnya
Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.
6. Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, kram, kembung dan nyeri.
Obat antibiotik dapat diberikan kepada pasien baik melalui pil/kapsul, suntikan, dan infus.Baca artikel sebelumnya: Bahaya Terlalu Lama Duduk Di Depan Layar Komputer.
Pada pembahasan artikel ini kita akan membahas mengenai apa sih antibiotik itu, jenis-jenisnya, cara kerja, dan efek samping yang ditimbulkan.
A. Pengertian Antibiotik
Seperti dibahas dalam halaman wikipedia, Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Antibiotik dapat digunakan untuk kondisi penyakit yang relatif ringan seperti jerawat hingga yang berpotensi mengancam jiwa seperti pneumonia (salah satu jenis infeksi paru-paru). Namun, adakalanya antibiotik tidak berguna pada beberapa jenis infeksi, dan menggunakannya hanya akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik, karena itulah antibiotik tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Antibiotik digunakan dalam berbagai bidang, antara lain di bidang pertanian, kesehatan, dan bioteknologi. Dalam penggunaannya bagi manusia, jumlah masing-masing antibiotik sudah ditentukan oleh banyak dan lamanya penggunaan. Hal tersebut dimaksudkan agar bakteri yang ingin dibunuh tidak menjadi kebal terhadap antibiotik yang diberikan.
B. Jenis-Jenis Antibiotik
Saat ini terdapat ratusan jenis antibiotik, namun kebanyakan diantaranya terklasifikasi dalam enam kelompok jenis antibiotik, yaitu:
1. Fluoroquinolones
Merupakan antibiotik spektrum luas jenis baru yang efektif untuk berbagai macam infeksi.
2. Makrolida
Sangat efektif mengobati infeksi paru-paru. Makrolida juga menjadi antibiotik alternatif pada mereka yang alergi terhadap penisilin atau untuk membunuh bakteri yang kebal terhadap penisilin.
3. Tetrasiklin
Digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi. Tetrasiklin umum digunakan untuk mengobati jerawat sedang sampai berat dan kondisi lain pada kulit wajah yang disebut dengan rosacea, yang menimbulkan kemerahan dan bintik-bintik pada kulit.
4. Aminoglikosida
Cenderung hanya digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti meningitis, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.
5. Sefalosporin
Digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, juga efektif untuk mengobati infeksi yang serius seprti septicaemia dan meningitis.
6. Penisilin
Umum digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, seperti infeksi kulit dan infeksi saluran kemih.
C. Cara Kerja Antibiotik
Antibiotik adalah komponen yang dibuat dari molds atau jamur, bakteri atau sintetik yang akan membunuh atau menghambat proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangbiakan bakteri yang menyerang tubuh penyebab penyakit. Antibiotik aman ketika dipakai untuk memerangi kuman jahat. Tetapi kalau terlalu sering mengonsumsi antibiotik akan berisiko.
Kuman yang tidak terbunuh akan mengalami mutasi. Karena sifatnya sebagai mahkluk hidup, bakteri yang terus menerus ditekan akan berusaha survive. Kuman ini akan berubah menjadi kuman yang tak bisa dilawan dengan antibiotik. Kuman yang sudah bermutasi ini disebut 'superbugs'. 'Superbugs' ini juga sering lolos dari sistem kekebalan tubuh karena sistem kekebalan tubuh tak mampu mengenali si kuman. Akibatnya pasien harus diberi antibiotik yang jauh lebih kuat.
D. Efek Samping Antibiotik
Tiap antibiotik memiliki efek samping masing-masing, mulai dari yang ringan hingga yang sangat serius. Dengan anjuran dan petunjuk dari dokter, kita bisa menggunakan antibiotik dengan aman dan dengan risiko efek samping yang minimal. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang umumnya terjadi setelah konsumsi antibiotik:
1. Gangguan serius dan mengancam nyawa
Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.
2. Resistensi (kebal)
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi dengan antibiotik. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi. Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping yang serius dan mengancam jiwa.
3. Alergi
Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergi yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau tenggorokan.
4. Infeksi
Efek samping yang paling rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.
5. Gangguan fungsi jantung dan tubuh lainnya
Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.
6. Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, kram, kembung dan nyeri.
Obat antibiotik dapat diberikan kepada pasien baik melalui pil/kapsul, suntikan, dan infus.Baca artikel sebelumnya: Bahaya Terlalu Lama Duduk Di Depan Layar Komputer.
0 komentar:
Posting Komentar