RumahJerawat - Pastinya jika kita sering membaca kemasan obat dan terdapat istilah parasetamol (paracetamol) didalmnya, obat ini memiliki banyak sekali kegunaan terutama untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri entah itu akibat penyakit yang menyerang atau luka atau keseleo. Obat jenis parasetamol banyak sekali dijual di toko obat dengan berbagai merek dagang, namun tahukah anda selain memiliki beragam kegunaan obat ini juga memiliki efek samping dan untuk ibu hamil sebelum mengkonsumsi obat ini maka konsultasikan terlebih dahulu pada dokter kandungan agar tidak menganggu tumbuh kembang janin.
A. Pengertian Parasetamol
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu. Parasetamol dapat kita peroleh dan dijual bebas tanpa harus menggunakan resep dokter, pilihan merek dagangnyapun banyak sekali mungkin Anda sering melihatnya pada iklan di TV ataupun media elektronik lainnya. Misalnya saja Panadol, Pamol, Oskadon, Nufadol, Etagesik, dan masih banyak lagi.
B. Cara Kerja Obat Parasetamol
Parasetamol mengurangi rasa sakit dengan cara mengurangi produksi zat dalam tubuh yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah unsur yang dilepaskan tubuh sebagai reaksi terhadap rasa sakit. Parasetamol menghalangi produksi prostaglandin, sehingga tubuh menjadi tidak terlalu fokus pada rasa sakit. Parasetamol juga bekerja dengan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengendalikan suhu tubuh.
C. Dosis Penggunaan Obat Parasetamol
Untuk mengkonsumsi obat parasetamol anda bisa mengikuti anjuran dosis dalam tiap-tiap kemasan obat, namun secara umum dosis penggunaan obat ini dapat dilihat sebagai berikut.
1. Parasetamol Anak untuk Demam dan Nyeri:
Untuk mengukur dosis parasetamol anak dengan tepat maka kita harus mengetahui berat badan dan umur anak, karena ini akan menjadi pertimbangan, penggunaan obat parasetamol dalam bentuk sirup lebih dianjurkan.
a). <= 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan.
b). > 1 bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan (maksimum: 5 dosis dalam 24 jam).
2. Dosis Parasetamol Dewasa untuk Demam dan Nyeri:
a). Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau 1000 mg setiap 6 sampai 8 jam.
b). Paling sering adalah Parasetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral setiap 4 sampai 6 jam Dosis
D. Fungsi Dan Kegunaan Obat Parasetamol
Obat parasetamol banyak digunakan sebagai obat untuk menurunkan panas (analgesik) dan dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala jenis seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Sakit kepala migrain, dismenore dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan obat parasetamol ini. Pada pasien kanker, parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan dalam kombinasi dengan opioid
E. Efek Samping Obat Parasetamol
Sangat sedikit orang yang mengalami efek samping akibat penggunaan parasetamol jika dikonsumsi dalam jumlah dosis yang tepat. Namun, seperti pada obat apapun, ada sebagian orang yang mungkin mengalami efek samping setelah mengambil parasetamol. Efek samping berikut jarang terjadi, tetapi harus segera dikonsultasikan kepada dokter jika Anda mengalaminya.
Demam yang disertai menggigil atau sakit tenggorokan yang tidak terkait dengan penyakit sebelumnya menjadi tanda dari reaksi alergi terhadap parasetamol. Luka, bintik-bintik putih di mulut dan bibir, dan luka pada mulut juga merupakan efek samping lain yang bisa terjadi. Selain itu, ruam kulit atau gatal-gatal dicatat pula sebagai efek samping yang lebih umum, dan dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan atau memar yang tidak biasa. Lemah, lelah, dan nyeri di punggung bagian bawah atau samping adalah efek samping lain terkait dengan intoleransi terhadap parasetamol.
Selain efek samping di atas, parasetamol mungkin menyebabkan kerusakan hati. Mata atau kulit yang berwarna kuning menjadi tanda bahwa hati telah rusak karena mengonsumsi parasetamol. Kerusakan hati terjadi akibat dosis besar dan penggunaan jangka panjang parasetamol. Kencing dan tinja berdarah juga merupakan efek samping parasetamol yang menandakan terjadinya iritasi pada lambung. Jika salah satu efek samping terjadi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
F. Mengkonsumsi Parasetamol Saat Hamil
Konsumsi obat-obatan selama masa kehamilan adalah suatu hal yang sebaiknya tidak dilakukan dengan sembarang. Hal ini mengingat kandungan dalam obat akan mungkin berbahaya untuk kesehatan janin dalam kandungan anda. Selain itu, dosis yang tidak tepat dalam penggunaan obat bisa saja membunuh janin terutama pada usia kehamilan yang masih sangat muda. Keguguran atau meninggalnya janin akan menjadi hal yang menakutkan.
Termasuk dengan kosumsi parasetamol untuk ibu hamil. Kondisi kehamilan yang dialami oleh seorang wanita membuat mereka tidak bisa mengkonsumsi obat jenis ini meski pada saat sebelum hamil obat ini mungkin menjadi obat umum yang seringkali diminum. Parasetamol berisiko bagi ibu hamil dan janin karena dapat mengganggu keseimbangan hormon pada rahim, akibatnya perkembangan otak tidak bisa terjadi layaknya dalam keadaan normal. Meski masih diperlukan data dan riset lebih lanjut
Sembarangan mengkonsumsi obat jenis parasetamol selama masa kehamilan akan berdampak buruk untuk perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan ibu hamil. Jadi demikian mengait penyoalan bolehkah ibu hamil mengkonsumsi obat parasetamol atau tidak maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu masalah ini dengan dokter kandungan. Baca juga: Pengertian Antibiotik, Jenis, Cara Kerja, Dan Efek Samping.
A. Pengertian Parasetamol
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu. Parasetamol dapat kita peroleh dan dijual bebas tanpa harus menggunakan resep dokter, pilihan merek dagangnyapun banyak sekali mungkin Anda sering melihatnya pada iklan di TV ataupun media elektronik lainnya. Misalnya saja Panadol, Pamol, Oskadon, Nufadol, Etagesik, dan masih banyak lagi.
B. Cara Kerja Obat Parasetamol
Parasetamol mengurangi rasa sakit dengan cara mengurangi produksi zat dalam tubuh yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah unsur yang dilepaskan tubuh sebagai reaksi terhadap rasa sakit. Parasetamol menghalangi produksi prostaglandin, sehingga tubuh menjadi tidak terlalu fokus pada rasa sakit. Parasetamol juga bekerja dengan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengendalikan suhu tubuh.
C. Dosis Penggunaan Obat Parasetamol
Untuk mengkonsumsi obat parasetamol anda bisa mengikuti anjuran dosis dalam tiap-tiap kemasan obat, namun secara umum dosis penggunaan obat ini dapat dilihat sebagai berikut.
1. Parasetamol Anak untuk Demam dan Nyeri:
Untuk mengukur dosis parasetamol anak dengan tepat maka kita harus mengetahui berat badan dan umur anak, karena ini akan menjadi pertimbangan, penggunaan obat parasetamol dalam bentuk sirup lebih dianjurkan.
a). <= 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan.
b). > 1 bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan (maksimum: 5 dosis dalam 24 jam).
2. Dosis Parasetamol Dewasa untuk Demam dan Nyeri:
a). Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau 1000 mg setiap 6 sampai 8 jam.
b). Paling sering adalah Parasetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral setiap 4 sampai 6 jam Dosis
D. Fungsi Dan Kegunaan Obat Parasetamol
Obat parasetamol banyak digunakan sebagai obat untuk menurunkan panas (analgesik) dan dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala jenis seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Sakit kepala migrain, dismenore dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan obat parasetamol ini. Pada pasien kanker, parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan dalam kombinasi dengan opioid
E. Efek Samping Obat Parasetamol
Sangat sedikit orang yang mengalami efek samping akibat penggunaan parasetamol jika dikonsumsi dalam jumlah dosis yang tepat. Namun, seperti pada obat apapun, ada sebagian orang yang mungkin mengalami efek samping setelah mengambil parasetamol. Efek samping berikut jarang terjadi, tetapi harus segera dikonsultasikan kepada dokter jika Anda mengalaminya.
Demam yang disertai menggigil atau sakit tenggorokan yang tidak terkait dengan penyakit sebelumnya menjadi tanda dari reaksi alergi terhadap parasetamol. Luka, bintik-bintik putih di mulut dan bibir, dan luka pada mulut juga merupakan efek samping lain yang bisa terjadi. Selain itu, ruam kulit atau gatal-gatal dicatat pula sebagai efek samping yang lebih umum, dan dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan atau memar yang tidak biasa. Lemah, lelah, dan nyeri di punggung bagian bawah atau samping adalah efek samping lain terkait dengan intoleransi terhadap parasetamol.
Selain efek samping di atas, parasetamol mungkin menyebabkan kerusakan hati. Mata atau kulit yang berwarna kuning menjadi tanda bahwa hati telah rusak karena mengonsumsi parasetamol. Kerusakan hati terjadi akibat dosis besar dan penggunaan jangka panjang parasetamol. Kencing dan tinja berdarah juga merupakan efek samping parasetamol yang menandakan terjadinya iritasi pada lambung. Jika salah satu efek samping terjadi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
F. Mengkonsumsi Parasetamol Saat Hamil
Konsumsi obat-obatan selama masa kehamilan adalah suatu hal yang sebaiknya tidak dilakukan dengan sembarang. Hal ini mengingat kandungan dalam obat akan mungkin berbahaya untuk kesehatan janin dalam kandungan anda. Selain itu, dosis yang tidak tepat dalam penggunaan obat bisa saja membunuh janin terutama pada usia kehamilan yang masih sangat muda. Keguguran atau meninggalnya janin akan menjadi hal yang menakutkan.
Termasuk dengan kosumsi parasetamol untuk ibu hamil. Kondisi kehamilan yang dialami oleh seorang wanita membuat mereka tidak bisa mengkonsumsi obat jenis ini meski pada saat sebelum hamil obat ini mungkin menjadi obat umum yang seringkali diminum. Parasetamol berisiko bagi ibu hamil dan janin karena dapat mengganggu keseimbangan hormon pada rahim, akibatnya perkembangan otak tidak bisa terjadi layaknya dalam keadaan normal. Meski masih diperlukan data dan riset lebih lanjut
Sembarangan mengkonsumsi obat jenis parasetamol selama masa kehamilan akan berdampak buruk untuk perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan ibu hamil. Jadi demikian mengait penyoalan bolehkah ibu hamil mengkonsumsi obat parasetamol atau tidak maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu masalah ini dengan dokter kandungan. Baca juga: Pengertian Antibiotik, Jenis, Cara Kerja, Dan Efek Samping.
0 komentar:
Posting Komentar